Friday, October 19, 2012

Zeppelin: Balon Udara Modern

Zeppelin merupakan alat transportasi udara komersial yang berupa balon raksasa yang berisi hidrogen.

  
 Desain awal balon zeppelin dibuat oleh Ferdinand Adolf Heinrich August Graf von Zeppelin (seorang jenderal German), tahun 1874. Ia juga dikenal sebagai orang pertama yang  berhasil menerbangkan sebuah balon raksasa yang pada waktu itu disebut dirigible. Penerbangan pertama  dirigible dilakukan pada tanggal 2 Juli 1900, bernama LZ1, dan hanya dapat bertahan di udara selama 17 menit. Dirigible pertama di dunia tersebut termasuk kecil karena panjangnya 126 meter, dengan kecepatan 28 km/jam.
Setelah perbaikan dan penyempurnaan terus dilakukan sehingga 10 tahun kemudian dirigible mampu bertahan di udara selama 24 jam. Dan pada saat itu, dirigible menjadi alternatif baru yang sangat menarik perhatian untuk transportasi udara. Belakangan dirigible lebih dikenal sebagai Zeppelin untuk mengenang jasa jenderal German tersebut. Pada tahun 1928 Zeppelin dijadikan alat transportasi antar benua yang digunakan secara komersil. Pada tahun 1929 The Graf Zeppelin berhasil terbang mengelilingi dunia selama 21 hari, dan selama bertahun-tahun terbang Zeppelin tidak pernah mengalami kecelakaan.
Zeppelin yang paling terkenal adalah Hindenburg yang panjangnya dua kali lebih panjang dari Zeppelin pertama, akan tetapi Hindenburg terkenal karena tragedi yang terjadi pada tahun 1937: 
Saat itu Hindenburg sedang terbang diatas Lakehurst, New Jersey, dan secara tiba-tiba Hindenburg meledak dan terbakar di udara.




Penyebab meledaknya Hindenburg adalah: pada saat itu gas hidrogen yang memenuhi balon udara tersebut  merupakan bahan yang sangat mudah sekali terbakar. Sebenarnya fakta ini telah diketahui oleh penerus dari von Zeppelin. Mereka tahu bahwa gas hidrogen seharusnya diganti dengan gas yang lebih stabil seperti gas helium. Tetapi pada saat itu gas helium hanya terdapat di Texas dan Kansas, Amerika. Dan pada saat itu Amerika masih bermusuhan dengan Jerman, apalagi adanya  sejarah militer Zeppelin yang pada waktu itu pernah digunakan untuk membom London dan Paris pada Perang Dunia I. Faktor itulah yang menyebabkan Amerika tidak mau memberikan cadangan heliumnya pada Jerman.
Tragedi Hindenburg tidak membuat mimpi untuk membangun mesin terbang itu hancur. Dirigible dengan ukuran besar mulai dibuat kembali sejak awal abad 20-an. Dengan proyek yang berjudul lighter-than-air, merupakan usaha untuk mengembalikan kejayaan Zeppelin sebelum meledaknya Hindenburg, tapi dengan rancangan teknik yang lebih canggih dan lebih aman agar tragedi Hindenburg tidak terulang kembali. Sekarang yang mengisi Zeppelin adalah 19 juta gas helium.




Zeppelin yang terbaru merupakan Zeppelin terbesar dengan panjang 260 meter dan diameter 65 meter. Bentuk Zeppelin ini hampir sama dengan Hindenburg yang memiliki hidung  (nose cone) tetapi lebih runcing agar lebih streamline saat mengarungi udara supaya lebih mulus. Zeppelin terbaru ini akan digerakkan oleh 16 mesin turbin sehingga mampu terbang pada kecepatan 90 km/jam. Zeppelin ini juga dilengkapi dengan ekor yang berfungsi untuk keseimbangan dan kestabilannya di udara serta meningkatkan kelincahan geraknya sehingga dapat berputar-putar dengan mudah. Sampai saat ini Zeppelin tetap digunakan sebagai alat transportasi komersil yang setara dengan pesawat terbang.